Sekian kalinya Minggu pagiku tidak sempurna karena bangun terlalu awal. Tak terlalu menyesali, karena kupikir semangkuk Bubur Gowes asa nikmat sambil menghirup udara segar di sekitar Tahura. Setelah cuci muka dan sikat gigi, berangkatlah aku ke sana.

Sepanjang jalan banyak sekali kaki-kaki kuat yang mengayuh besi roda dua, aku ingin. Sungguh. Sudah ada di kepala hasrat untuk membeli di akhir tahun ini. Kali ini rasanya tekadku sudah sebulat buah jeruk yang siap panen.

Tidak lama pun aku sampai di Bubur Gowes, dengan naik motor. Bubur setengah porsi ekstra kulit. Merica bubuk yang cukup dan secangkir teh tawar panas membuat kenikmatannya naik satu level. Kenapa Bubur Gowes? Karena memang sarangnya para peng-Gowes untuk beristirahat. Ramai sekali di hari Minggu. Ah, aku semakin ingin menjadi bagian dari mereka-mereka yang gowes.

Bubur Gowes

Bubur ini jadi favoritku karena rasanya nggak jauh beda dengan bubur di Malang. Tanpa kuah, sedap. Gak kayak bubur di Bandung pada umumnya, aku nggak terlalu suka :’) Harganya juga cukup terjangkau. Oh ya, ada juga penjual khusus cakuenya. Kapan-kapan ngemil cakue juga ah.

Dengan semangat usia yang sebentar lagi akan bertambah, aku putuskan melanjutkan pagiku dengan jalan kaki ke Utara. Utara adalah nama sebuah tempat makan di atas sana, dekat Tebing Keraton. Bukan, bukan ke sana tujuanku. Lebih tepatnya ke depan Utara, di mana ada penjual Teh Lemon panas yang entah rasanya beda aja. Padahal ya ga ada bedanya, segelas teh panas ditambah irisan lemon. Tapi beda! Cobain geura!

Iya, aku berjalan kaki dari Bubur Gowes ke Warung Nangka Ibu Aroh. Ada di maps dong ternyata warungnya. Pasti ulah mereka yang suka gowes hehehe, karena rupanya warung ibu Aroh ini juga ramai sebagai pos istirahat.

Ini jalurnya siapa tau kalian mau tracking juga

Perjalanannya gak capek-capek amat sih, cuma 2 km an doang. Cumaaa, iyaa cuma nanjak aja yang bikin pegel wkwk. Gapapa lah, masih muda. Masa kalah sama kakek-kakek yang gowes sampai atas.

Setelah sampai depan Utara, tentunya aku memesan teh lemon andalannya ibu Aroh tadi dong. Hangat-hangat padahal berkeringat :’) Tapi udaranya tetep masih seger banget. Cinta aku sama Bandung ini. Sama kost an aku ding. Ga butuh effort yang terlalu gimana-gimana buat ngerasain udara bersih.

Akhirnya nambah juga tulisan tentang Bandungnya. Ya memang seadanya, tapi aku suka. Berikut gambaran kilat dari perjalanan hari ini yang sempat diabadikan kamera hpku.