Siapa di sini yang belum kenal sama Lima Sekawan?! Sebelumnya, aku bersyukur banget selain J.K. Rowling, ada seorang Enid Blyton di belahan bumi sebelah sana yang mampu menciptakan karya-karya sastra yang keren!

Aku kenalin dulu deh. Jadi ada tiga bersaudara dengan satu sepupu mereka yang tinggal di Britania Raya bersama seekor anjing kesayangan. Julian, Dick, Anne, George, dan Timmy! Dan perlu ditekankan di sini, George bukan anak laki-laki seperti namanya. Karena nama sebenarnya pun Georgina! Tapi karena dia nggak suka jadi anak laki-laki, jadi dia mengubah nama panggilan dan penampilannya. Jangan sekali-kali panggil dengan nama Georgina atau dia nggak akan menyaut hihihi. Kalau si Timmy (Tim) sudah jelas kan dari namanya bahwa dia seekor anjing.

Cerita mulanya, Julian (anak tertua), Dick, Anne (anak bungsu) mereka terpaksa harus menginap ke rumah Paman mereka, Paman Quentin (ayah George) di Pondok Kirrin. George yang saat itu masih tidak suka berteman, pada akhirnya mau tidak mau mengakui kalau punya banyak teman itu mengasyikkan. Termasuk berbagi keindahan pulaunya, Pulau Kirrin. Karena selama ini dia sama sekali nggak mengijinkan ada orang lain yang mendarat di pulaunya itu. Yahh, dari situlah semua petualangan Lima Sekawan, The Famous Five, dimulai!

Sandwich ala Anne

Kata wikipedia, seri fiksi petualangan ini pertama kali terbit tahun 1942 di Inggris dengan judul Five on Treasure Island, atau kalau di Indonesia kita kenal dengan Lima Sekawan: Di Pulau Harta. Total ada 21 seri Lima Sekawan yang diciptakan oleh Enid Blyton. Semua kisahnya nggak jauh-jauh dari Pulau Kirrin, dan kadang beberapa pedesaan indah di Britania Raya sana. Indah banget, padahal aku belum pernah ke sana tapi imajinasiku bermain sendiri di kepala. Mungkin ini yang disebut “Buku adalah jendela dunia”, aku bisa kemana saja kapanpun hanya dengan baca buku. Seolah-olah lagi di Inggris padahal aku rebahan di rumah. Aku jadi suka sarapan atau makan ala western gara-gara tiap ngebayangin bekal liburan mereka tuh ngiler rasanya. Satu lagi yang aku suka, sekolah asrama di Inggris sana, kayak seru aja gitu. Ya namanya juga fiksi, pasti kalau aslinya juga nggak betah haha. Semua cerita petualangan mereka cukup ringan tapi tetap bikin penasaran pas ngebacanya. Jiwa-jiwa detektif jadi sedikit muncul karena banyak mengimajinasikan teka-teki yang mereka coba pecahkan wkwk. Seri yang aku paling suka adalah seri pertama (Di Pulau Harta) dan seri kesepuluh (Rahasia Harta Karun). Dua seri itu seru banget sih kataku. Gitulah pokoknya, baca aja ya biar aku nggak spoiler hehe. Kalau kalian yang mana?

Buku ini menurutku sih cocok dibaca semua generasi ya, karena nggak terlalu kekanak-kanakan banget. Aku aja yang sekarang udah 26 tahun masih nggak bosen baca kalau lagi kangen sama mereka. Dulu mama dan tanteku juga baca buku ini pas mereka kecil, mungkin karena itu ya jadi nular. Nggak tau deh buku mereka dulu ke mana semua. Padahal kan bagus kalau dikoleksi dari cetakan pas tahun mereka, sampai cetakan pas jaman aku beli hehe. Berapa ya harga beli mereka pas jaman itu? Pas jamanku beli di tahun 2000an, sekitar Rp 15.000,00 terus sempat ngalamin naik ke harga Rp 25.000,00 kalau nggak salah.

Aku pertama baca tuh kayaknya pas SD, aku lupa kelas berapa. Soalnya yang jelas pas SMP koleksi ku udah lengkap sih hehe, dan kemudian hilang satu seri (Seri ke 20: Di Pulau Seram) 😦 Aku inget banget hilangnya gara-gara murid kelas 8 dapat tugas buat resensi buku. Kebetulan pas itu aku kelas 7 dan ikut OSIS yang mana banyak kenal anak kelas 8, dan mereka tau kalau aku suka baca plus koleksi bukuku banyak. Pinjamlah satu dua orang ke aku, diikuti temen-temen mereka lainnya yang bahkan aku nggak terlalu kenal. Berhubung aku orangnya people pleasure ceunah, jadinya ya aku iyain semua. Giliran pas udah mulai balik bukunya, eh kok ada satu yang nggak balik-balik, dan aku lupa siapa yang pinjem 😦 (kalau yang pinjem kebetulan baca ini, tolong anter ke rumah ya, rumahku masih sama kok alamatnya wkwk). Sejak itu aku nggak sembarangan minjemin buku ke orang. Sekalipun aku kenal, aku liat-liat dulu orangnya. Bakal ngejaga buku dengan baik nggak, atau minimal suka baca buku juga nggak. Kalau enggak ya aku bohong, “oh bukunya lagi dipinjem saudaraku” padahal mah enggak wkwk.

Entah kenapa pas itu nggak langsung beli lagi seri yang hilang, mungkin masih berharap kembali kali ya. Aku baru kepikiran beli lagi pas cover-nya udah beda :’) Bedanya ya benar-benar beda gitu model gambarnya, aku nggak paham desain grafis intinya udah beda aja gambar orangnya. Tapi kalau gambar di dalem bukunya sih masih sama. Mungkin karena mengikuti jaman jadi gambar juga menyesuaikan daya tarik di era sekarang. Apalagi sebagian orang masih suka beli buku karena covernya bagus. Oh ya, harganya sekarang jadi Rp 43.000,00 :)) Hampir tiga kali lipatnya. Tapi gapapa, emang wajar sih. Beliau udah meninggal, tapi karyanya masih hidup berpuluh-puluh tahun lebih lama :’)

Setelah hampir dua puluh tahun berlalu, akhirnya di tahun 2020 koleksi Lima Sekawan ku kembali lengkap!

Tadi kepikiran, kok nggak dibuat series aja ya di Netflix atau semacamnya. Biar yang nggak suka baca tuh tetep bisa kenal sama Lima Sekawan! Aku baru tau pas nulis ini tadi, ternyata tahun 1978 Lima Sekawan ini pernah dibikin serial TV di Inggris (ya saya belum lahir pak). Terus ada juga filmnya, berjudul “Famous Five” rilis di Jerman tahun 2012. Harusnya kan udah ngerti film-film ya taun segitu, tapi kok aku tetep baru tau ya kalau dibuat film. Kayaknya nggak dibuat internasional deh. (Oke, untung inget punya temen yang tahun segitu studi di Jerman. Habis gini nanya-nanya ah. Bukan Gitasav ya!)

Selain Lima Sekawan, tentu banyak banget seri lain yang diciptakan oleh Enid Blyton. Kalian bisa baca link yang aku sematkan di paragraf atas. Ceritanya masih tentang sekelompok anak remaja dengan jiwa petualang yang hidup di Inggris. Karya lain yang aku juga punya, Pasukan Mau Tahu (Misteri Surat Kaleng) dan Malory Towers (Semester Terakhir di Malory Towers). Tapi nggak tau juga dua buku itu terakhir disimpan di mana, yang jelas di rumah sih. Ada juga Sapta Siaga. Kalau ini kayaknya aku baca buku lama di rumah (punya mama/tante), yang sekarang juga nggak tau ada di mana.

Oke, sudah panjang sekali nostalgianya. Bagi pembaca Lima Sekawan, boleh banget sharing seri mana yang paling disuka di kolom komentar ya. Atau barangkali sekedar say hi buat seru-seruan bahas tentang mereka pasti asyik!

Terima kasih sudah membaca 🙂